Surabaya, Kampus Ursulin – Sanmaris. Sabtu, 18 Oktober 2025, 3 perwakilan siswa SMP Santa Maria Surabaya yakni Christo 9C, Excel 9D, dan Dikto 9E mengikuti kegiatan workshop “Menjadi Duta AI” di Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Workshop ini bertujuan untuk mengenalkan etika penggunaan AI, cara kerja AI, dan pengenalan Senopati (Sepuluh November Personal Assistant) AI buatan ITS sendiri.
Acara dimulai pada pukul 08.05 WIB yang diawali dengan registrasi peserta oleh fasilitator kegiatan. Setelah seluruh peserta dari belasan sekolah baik negeri dan swasta dipersilahkan duduk di tempat yang tersedia. Sambil menunggu peserta yang belum hadir, peserta yang telah datang diminta mengisi survey pemahaman siswa terhadap AI (Artificial Intelligence).
Setelah seluruh peserta tiba dan duduk di kursi yang tersedia, panitia mulai mempersiapkan materi ajar. Terdapat 3 sesi pembagian materi ajar yang akan disampaikan oleh 3 dosen ITS yang berbeda. Sesi pertama adalah etika penggunaan AI dalam kehidupan sehari - hari. Sesi kedua pembelajaran coding dibantu dengan visualisasi. Dan sesi ketiga adalah pengenalan AI bagaimana AI mengolah input dari pengguna dan mengeluarkan output sesuai keinginan pengguna.
Di sesi pertama, peserta workshop mendapat materi dari Pak Dito, dosen ITS dari jurusan sistem informasi. Beliau mengajar dengan interaktif tentang etika penggunaan AI. Beliau menuturkan bahwa penggunaan AI yang beretika harus disertai dengan tujuan yang jelas dan mengikuti norma - norma masyarakat.
Dalam sesi pertama ini, beliau mengajukan beberapa pertanyaan reflektif kepada peserta workshop seperti seberapa sering menggunakan AI, AI yang sering dipakai, tujuan menggunakan AI, dan pertanyaan - pertanyaan sejenisnya lewat platform menti. Banyak siswa mengaku bahwa mereka menggunakan AI kadang untuk mengerjakan tugas sekolah atau bahkan mengerjakan ujian. Untuk menanggapi hal ini, Pak Dito menyampaikan kekhawatirannya terhadap minimnya etika dalam penggunaan AI khususnya dalam pembelajaran disekolah. Kemudian beliau menjabarkan materi tentang bagaimana menggunakan AI secara beretika. Di akhir sesi, diadakan quiz dengan platform kahoot untuk menguji pemahaman siswa akan materi ini. Di quiz ini, tim SMP Santa Maria berhasil meraih posisi ke 2 di antara seluruh tim partisipan. Setelah itu, peserta dipersilahkan beristirahat dengan memakan snack, melakukan peregangan, dan ke kamar kecil.
Setelah beristirahat selama 20 menit, peserta diperkenalkan salah satu dosen ITS, Pak Dimas. Beliau mengajarkan siswa bagaimana cara AI memahami input (prompt / media) yang kita beri. Ternyata, setelah kita memberi input, AI akan menganalisa, mencocokkan jutaan data yang serupa dengan input kita, dan mengeluarkan output yang sesuai. Setelah pemberian materi, Pak Dimas mengajak peserta untuk belajar coding sambil memvisualisasikannya dengan aplikasi scratch. Di akhir sesi, Pak Dimas memberi misi kepada peserta untuk membuat game Mario sederhana yang akan dipresentasikan oleh 4 anak. Tim Sanmar menjelaskan fungsi dari beberapa perintah dalam deret coding.
Di sesi yang terakhir, peserta diperkenalkan dosen ITS, Ibu Irma yang pernah menempuh S2 di Belanda, dan S3 di Inggris. Beliau menuturkan bahwa penggunaan teknologi AI di jaman sekarang masih memiliki banyak kekurangan di balik kelebihannya, contohnya adalah jumlah data, bahasa, dan edukasi pada masyarakat terkait penggunaan AI. Beliau juga menjelaskan secara lebih detail bagaimana AI bisa bekerja dengan input jutaan data dari seluruh dunia. Sebagai intermezzo, Bu Irma menuturkan bahwa dari pengalamannya menempuh pendidikan di luar negri, beliau mendapat informasi bahwa 95% data input AI menggunakan bahasa Inggris dan sisanya adalah bahasa asing. Setelah itu, beliau mengenalkan tentang Senopati AI. AI Personal Assistant karya ITS yang masih dalam proses pengembangan.
Beliau menutup sesi dengan memberikan quiz menggunakan platform kahoot dengan hadiah berupa saldo GoPay sebesar Rp 50.000,00. Tim Sanmar berhasil meraih peringkat 1 dalam quiz ini. Dari kegiatan workshop ini, peserta mendapatkan ilmu baru tentang penggunaan AI yang efektif namun juga beretika. Peserta juga bisa menumbuhkan minat baru dalam bidang teknik informatika dan mendapat nilai totalitas dalam menyelesaikan tantangan yang diberikan panitia.
(Penulis Benedikto Gigih Ranira, Kelas 9E)