News &
Updates

News Image

Share

“Sentuhan Hati: Menjadi Pribadi yang Hadir, Peduli, dan Menginspirasi”
20 Oktober 2025

Surabaya, Kampus Ursulin—Sanmaris, Sabtu (18/10/2025) bertempat di kelas VII E diselenggarakan kegiatan wawan hati (dialog sharing iman) dengan mengambil tema “Sentuhan Hati: Menjadi Pribadi yang Hadir, Peduli, dan Menginspirasi” yang diikuti oleh tenaga pendidik, kependidikan, dan penunjang SMP Santa Maria. Kegiatan wawan hati ini yang bertujuan untuk memberikan sentuhan rohani kepada semua peserta untuk selalu mampu mengolah spiritualitas diri, memaknai setiap peristiwa secara iman Katolik, menyadari dirinya berpengaruh bagi lingkungan sekitar, memahami perjumpaan dengan sesama merupakan perjumpaan dengan Tuhan, dan menjadi pribadi yang reflektif, menghadirkan RP. Agustinus Hutrin, SVD, sebagai pembimbing dan pemateri utama.

Setelah doa pembuka dan sambutan Kepala Satuan Pendidikan SMP Santa Maria, kegiatan wawan hati dimulai. “Ada saatnya kita perlu menyediakan waktu sejenak untuk rehat atau istirahat, ibarat mesin bila tidak pernah diistirahatkan maka akan cepat rusak. Apalagi sebagai guru sebagai penyiap masa depan dengan mendampingi para murid dengan berbagai karakter yang dimilikinya” ungkap RP. Agustinus Hutrin, SVD atau Romo Hutrin mengawali materinya. “Waktu rehat atau istirahat itu seperti saat ini ketika kita bersama-sama mengolah diri melalui kegiatan ini,” imbuh Romo Hutrin. 

Menurut Romo Hutrin, hal pertama dan utama yang harus selalu diolah dalam diri sendiri saat meluangkan waktu untuk rehat sejenak dan refeksi diri yaitu hati. Mengolah hati  memiliki arti bahwa setiap pribadi dipanggil untuk menjaga dan melindungi hati karena hati merupakan pusat dari segala sesuatu dalam kehidupan. Dalam Amsal 4: 23 dituliskan demikian,  “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena di situlah terpancar kehidupan”. Untuk itu, menjaga dan mengolah hati hendaknya selalu dilakukan karena dari hati muncul niat, keputusan, dan tindakan yang menentukan arah hidup.

“Apa yang keluar dari mulut berasal dari hati, dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu,” ungkap Romo Hutrin, mengutip ayat dari Injil Matius 15: 18-19.  “Dosa berasal dari hati bukan dari hal yang menajiskan, tetapi yang keluar dari hati yang jahat yang merusaknya,” imbuh Romo Hutrin. Untuk membersihkan kembali hati  dari dosa, menurut Romo Hutrin ada tiga proses yang dapat dilakukan. Pertama, setiap pribadi hendaknya memohon pembaruan dari Tuhan supaya hati yang cenderung jahat dengan pertolongan Ilahi dapat berubah menjadi baik kembali. Kedua, setiap pribadi hendaknya mengejar kemurnian hati karena kemurnian hati tidak datang dengan sendirinya, tetapi perlu diusahakan dengan kesadaran dan kerendahan hati untuk terus dibentuk oleh Allah. Ketiga,  mengembangkan hati yang reseptif atau mau menerima, tanggap, dan peka terhadap sabda Allah serta menyerahkan hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus sehingga  perjalanan hidup yang dialami setiap pribadi dapat selaras dengan kehendak Allah. 

“Visi misi, hidup, karya iman sebagai tenaga pendidik, kependidikan, dan penunjang hendaknya dapat menjadi garam dan terang dunia,” tegas Romo Hutrin. “Kesediaan setiap pribadi untuk menjadi garam dan terang dunia melalui kehadiran, pelayanan, dan pengajaran yang baik akan membawa berkat dan sukacita serta pengaruh yang baik bagi sesama, khususnya peserta didik. Lalu  dengan visi misi hidup yang didasarkan dengan hati yang selalu diolah maka setiap pribadi akan mampu selalu hidup dalam kasih, menghadirkan terang Kristus, dan mengucap syukur,” pungkas Romo Hutrin menyelesaikan materinya. 

Selepas ungkapan terima kasih dan harapan yang kelak dapat diwujudkan bersama yang disampaikan oleh Kepala Satuan Pendidikan SMP Santa Maria, kegiatan wawan hati diakhiri dengan doa penutup dan mohon berkat dari Romo Hutrin lalu dilanjutkan dengan foto bersama. Soli Deo Gloria

(Penulis: Ignatius Suhari, Tim Pastoral SMP Santa Maria)