News &
Updates

News Image

Share

Tokyo Forum of Young Minds
24 Agustus 2025

Tokyo Forum of Young adalah suatu ajang forum yang menyuarakan hak anak dan pandangan generasi muda terhadap masalah perundungan. Supaya anak-anak mendapatkan hak yang seharusnya mereka dapatkan. Pentingnya menggaungkan penguatan pendidikan berkarakter pada anak salah satunya menciptakan lingkungan ramah anak yaitu aman, nyaman, menyenangkan untuk membantu proses tumbuh kembang pada anak. Pembelajaran yang kreatif baik akademik, pengembangan talenta dapat membangun karakter pada anak.

Acara Tokyo Forum of Young dihadiri oleh 35 peserta yang berasal dari berbagai negara. Negara Indonesia diwakili 4 pelajar asal kota Surabaya yaitu Muhammad Airlangga Putra Perdana dari SMAN 6 Surabaya, Agnes Nathania Widodo dari SMA Santa Maria Surabaya, Safika Aurelia Rahma Widyanti dari SMP Negeri 10 Surabaya dan Areli Rashad dari Kolese Kanisius Alumni SanMar dan Go Skate Biffy Surabaya. Selain negara Indonesia, acara Tokyo Forum of Young dihadiri oleh negara Tokyo, Taipei, Taiwan, Brussels, Belgia, Dulbin dan Irlandia.

Ajang internasional "Teens Square Tokyo Project 2025: The Tokyo Forum of Young Minds" yang berlangsung di Tokyo, Jepang, pada 20–22 Agustus 2025. Pada forum ini, anak-anak muda bertemu dari berbagai kota di dunia untuk belajar, berdiskusi, bertukar pengalaman, mengenai pembangunan kota ramah anak di tingkat global. Kegiatan ajang internasional ini dapat menumbuhkan jiwa kepemimpinan para generasi muda dan dapat memperkuat peran anak sebagai agen perubahan.

Pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan selama menonton ajang internasional "Teens Square Tokyo Project 2025: The Tokyo Forum of Young Minds" secara online bersama komunitas TPPK dan Konselor Sebaya. Inspirasi dari kegiatan Tokyo forum of young adalah kita harus mengurangi kasus perundungan di mana saja dan kapan pun terutama untuk anak-anak maupun perempuan. 

Cara mengurangi perundungan adalah menciptakan lingkungan sekolah yang baik atau menyediakan fasilitas yang baik di sekolah, agar kebutuhan anak anak dapat terjamin dan terpenuhi terutama dalam hal pendidikan, meningkatkan literasi dengan cara memperbanyak membaca buku. Dengan memperbanyak membaca buku, maka dari isi buku tersebut kita dapat belajar mencari pesan moralnya. Sehingga dari pesan moral tersebut kita dapat belajar untuk menjadi pribadi yang baik. Cara berikutnya adalah mampu bergaul dengan siapapun, belajar untuk berkomunikasi dengan baik, dan memiliki mental yang baik. Untuk membangun mental yang baik, maka anak harus dikelilingi orang-orang yang baik, dan apabila anak merasa memiliki masalah dalam pendidikan maupun yang lainnya, maka pihak keluarga maupun teman di sekolah harus menjadi support system bagi anak tersebut. Jika tidak demikian maka anak tersebut akan terus memendam masalah yang dia hadapi dan hal tersebut dapat membuat anak merasa tidak nyaman, aman, atau bahkan takut untuk masuk ke sekolah. Selain cara-cara tersebut, masih banyak cara-cara yang lainnya, yaitu kita pastikan anak-anak merasa nyaman berada di kota yang ia tempati. Supaya anak tersebut merasa nyaman dan aman berada di kota yang ia tempati. Hal ini merupakan salah satu hak anak yang harus didapatkan yaitu perlindungan. 

Saya juga dapat belajar, ternyata untuk mengurangi perundungan dapat dilakukan secara berkelompok. Untuk mengikuti atau membentuk komunitas yang baik tidak hanya belajar untuk mencapai tujuan dari komunitas tersebut, tetapi juga dapat belajar untuk saling bekerja sama, dan kita juga dapat belajar untuk mudah bergaul. Sekolah SMP Santa Maria Surabaya telah melaksanakan cara-cara tersebut. Salah satu dengan adanya komunitas TPPK dan Konselor Sebaya. Dari kegiatan tersebut tidak hanya belajar tentang mencegah suatu perundungan, tetapi juga dapat belajar untuk fokus dalam memperhatikan suatu materi, dan sekaligus dapat belajar Bahasa Inggris. 

 

Penulis : Skolastika Zefanya Alona. Kelas 7A/29. (Anggota TPPK)