News &
Updates

News Image

Share

Ketika Medsos Jadi Senjata: Pelajaran Berharga dari Film "Cyberbullying"
14 November 2025

Surabaya, Kampus Ursulin Surabaya – Sanmaris. Kamis, 6 November 2025 siswa-siswi SMP Santa Maria Surabaya (Konselor sebaya, TPPK dan dua perwakilan dari OSIS) serta Ibu Nunik, Ibu Agusta, dan Bapak Kus mengikuti kegiatan nonton bareng film “Cyberbullying 2025”. Kegiatan yang bertujuan untuk mengedukasi peserta mengenai dampak buruk cyberbullying dan pentingnya membangun empati serta keberanian untuk menjadi sahabat yang peduli, bukan pelaku bullying di ruang maya diselenggarakan di BG Junction Mall Surabaya dan dimulai pada pukul 09.40 sampai dengan 11.30 WIB.

Film "Cyberbullying" menyoroti sisi kelam medsos dan konsekuensi nyata dari pelecehan daring. Film ini berpesan akan pentingnya empati dan tanggung jawab dalam interaksi digital serta menekankan bahwa kata-kata dapat memiliki efek samping pada kesehatan mental maupun fisik. Film ini sangat bermanfaat karena kedalaman emosional dan relevansinya serta diharapkan dapat memberikan edukasi dan persuasif kepada penonton terutama kalangan pelajar saat ini.

Film ini dimulai oleh Neira Kanjera, siswa SMP berusia 14 tahun sebagai salah satu siswa teladan, namun hidupnya berubah seketika video yang berisi konfliknya dengan seorang teman menjadi viral yang berujung pada pelecehan dan cyberbullying. Tekanan ini membuat Neira mengisolasi diri dari kehidupan sosialnya dan kehilangan semangat untuk hidup. Sehingga keluarganya mengirimnya untuk tinggal bersama kakeknya di daerah pedesaan untuk memulihkan diri. Di sanalah Neira mulai menemukan kembali harapan dan membangun kembali hidupnya melalui kegiatan komunitas berupa dibukanya taman baca dan klub spelling bee.

Melalui film “Cyberbullying” diharapkan para murid saat ini dapat belajar pula untuk mengaplikasikan empati, keberanian, kepedulian, dan cinta berbelas kasih dalam kehidupan sehari-hari di mana pun dan kapan pun. Film "Cyberbullying" lebih dari sekedar film karena di dalamnya berisi seruan untuk bertindak menciptakan komunitas digital yang lebih penuh kasih, humanis,  dan bertanggung jawab. 
 

Penulis: Michelle Audrey Gunawan 9B/25