News &
Updates

News Image

Share

Kaderisasi DuLink 2025: Belajar menjadi agen perubahan
1 Desember 2025

Surabaya, Kampus Ursulin—Sanmaris, Bumi sebagai satu-satunya rumah manusia, mengalami berbagai isu lingkungan diikuti dengan kesadaran akan pentingnya menjaga bumi yang semakin menurun. Di SMP Santa Maria Surabaya, kesadaran ekologis telah ditanamkan kepada siswa/i dengan berbagai kegiatan yang diinisiasi oleh Duta Lingkungan (DuLink). Sebagai komunitas beranggotakan anak-anak yang berjiwa pemimpin dan siap menjadi agen perubahan, DuLink memiliki banyak peminat yang ingin bergabung dengan komunitas ini. Karena itu, diadakan proses kaderisasi untuk menyeleksi siswa/i berdasarkan kemauan dan kemampuan mereka. Kegiatan ini diikuti oleh siswa/i yang telah terseleksi dalam proses prakaderisasi, Wakasek kesiswaan yaitu Pak Kris, panitia yang terdiri dari pembina DuLink yaitu Pak Adi, Bu Lucy dan Pak Alda, 9 siswa/i kelas 9, serta 2 orang alumni pada Jumat, 22 November 2025, di Wahana Ekologi, Jl. Pemancar TVRI, Wonorejo, Lawang, Kab. Malang, Jawa Timur.

Jumat, 22 November 2025, pukul 10.45 WIB, pembina DuLink memanggil peserta kaderisasi lewat sentral. Mendengar pengumuman tersebut, Peserta kaderisasi bergegas keluar dari kelas mereka masing - masing, untuk berganti pakaian dan bersiap, bersamaan dengan panitia yang sedang mempersiapkan seluruh barang yang perlu dibawa. Peserta yang telah selesai bersiap kemudian berbaris di pendopo sesuai enam kelompok yang telah ditentukan. Dengan cermat, setiap kelompok mulai mengecek kelengkapan setiap anggotanya, mulai dari keplek, pakaian, dan barang lainnya. Panitia lalu mengabsen, lalu mengarahkan peserta ke bis, terdapat 2 bus dengan masing-masing bus berisi 3 kelompok, panitia, dan pembina. Setelah masuk ke bus masing - masing, berdoa, dan memberi kabar ke orang tua, rombongan peserta mulai berangkat menuju Wahana Ekologi Lawang.

Pukul 13.00 WIB, seluruh rombongan peserta kaderisasi dari bus 1 tiba di Wahana Ekologi Lawang setelah perjalanan panjang yang diwarnai dengan hujan deras. Setelah seluruh rombongan sampai, peserta kaderisasi langsung meletakkan barang-barangnya di kamar yang dibagi menjadi kamar laki-laki dan perempuan.  Kaderisasi dimulai dengan pembacaan tata tertib, dilanjut dengan pengantar dari Pak Kris tentang karakter seorang pemimpin. Salah satu peraturan kaderisasi adalah seluruh kelompok tidak boleh menjatuhkan bendera yang sudah mereka siapkan. Bendera melambangkan bumi yang diharapkan oleh seluruh manusia, bumi yang bersih dan tidak tercemar. 

Setelah itu, rangkaian acara berlanjut dengan penyampaian materi oleh Pak Adi dan Dikto 9E tentang cara menjadi  pemimpin dan pemengaruh. Dalam materi ini, peserta diajak belajar untuk mau, sehingga mereka mau untuk belajar. Peserta belajar bahwa seorang pemimpin harus mengenali diri sendiri dan mau belajar dari kisah orang lain. Setelah pemberian materi, anak-anak lalu makan dengan hening, diawali dengan doa dan pembacaan makan berkesadaran. 

Setelah makan berkesadaran, peserta kaderisasi mengikuti outbond dengan semangat, meski cuaca saat itu sedang hujan rintik-rintik. Peserta mengikuti 5 permainan di 5 pos berbeda dan 5 sesi, dengan 2 tim per setiap pos di satu sesi. Saat inilah kecakapan merek diuji, mereka perlu memiliki berpikir kritis, bekerja sama, dan percaya pada seluruh anggota tim mereka untuk menyelesaikan setiap permainan. Setelah 5 sesi outbond, peserta beranjak mandi sembari panitia menyiapkan makan malam.

Pukul 19.05 WIB, Makan malam diawali dengan pembacaan makan berkesadaran oleh salah satu peserta. Ada hal yang unik di makan malam kali ini karena peserta harus menyuapi teman sebelah kanannya. Hal ini bertujuan untuk memupuk solidaritas antar calon anggota DuLink.

Setelah makan malam, para peserta mendapat materi Pachamama oleh Jacqueline 9E dan Felicia 9A, yang menitik beratkan pertobatan ekologis dan harapan akan pembaruan bumi. Setelah mendapat materi Pachamama, tibalah saatnya untuk mental building. Panitia meminta komitmen serta aksi nyata dari peserta kaderisasi, dan bersama mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang harus diperbaiki. Setelah mental building, pembuatan komitmen bersama, dan aksi nyata, peserta dipersilahkan tidur di kamar untuk beristirahat agar bisa beraktivitas besoknya.

Pukul 03.00 WIB, seluruh peserta bangun dan bersiap diri dengan memakai keplek, membawa bendera, mengenakan jaket, serta berkomunikasi dengan teman satu kelompoknya. Tibalah saatnya untuk jurit subuh. Setiap kelompok peserta disebar ke banyak pos di dalam wilayah Wahana Ekologi dan harus menjawab beberapa pertanyaan dari panitia, untuk mendapat petunjuk lokasi pin yang harus mereka cari. Saat matahari mulai terbit, menandakan jurit subuh sudah berakhir, terdapat beberapa kelompok yang berhasil mendapat pin, sayangnya juga ada kelompok yang tidak mendapat pin. Setelah jurit subuh berakhir, setiap kelompok mengevaluasi kesalahan mereka, mulai dari yang tidak membawa keplek, menjatuhkan bendera, dan tidak menemukan pin. 

Setelah jurit subuh selesai, seluruh peserta mendengarkan nasihat dari Pak Adi. Bersama sang surya yang mulai menunjukkan sinarnya, setiap peserta mencium bendera Indonesia dan DuLink menandakan bahwa mereka adalah bagian dari Duta Lingkungan yang siap berguna bagi masyarakat. Setelah itu, peserta mulai berbenah, sarapan, dan bersiap untuk jelajah alam di Gunung Arjuno.

Pukul 07.30 WIB, seluruh peserta dan panitia memulai kegiatan jelajah alam di Gunung Arjuno. Mereka mendapatkan pengalaman mendaki selama lebih dari 2 jam di gunung arjuno dengan rute sepanjang 4 km. Mereka harus melewati jalanan menanjak, berbatu, dan becek karena hujan di malam sebelumnya, sambil menikmati pemandangan perkebunan penduduk yang diselimuti kabut tebal. Panitia telah menyiapkan P3K bagi yang cedera, dan HT untuk menjamin kelancaran kegiatan jelajah alam. Banyak yang merasa lelah, namun seluruh peserta menikmati pendakian ini. Salah satu peserta, Manzo 8C, mengungkapkan kalau dahulu ia sering mendaki sehingga ia bisa menikmati pendakian ini, meski disertai rasa lelah. Pak Kris sebagai salah satu guru yang turut hadir dalam proses kaderisasi mengungkapkan bahwa anak muda jangan kalah dengan beliau yang lebih tua namun masih kuat untuk mendaki. Kegiatan dilanjutkan dengan peserta yang mandi, sembari peserta yang sudah mandi, membenahi barang bawaan mereka, dan bersiap untuk kegiatan selanjutnya.

Pukul 10.30 WIB, seluruh peserta mengevaluasi kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan saat jelajah alam, disusul dengan komitmen serta aksi nyata untuk memperbaikinya. Dilanjut dengan acara puncak yaitu pelumuran lumpur sebagai simbol bahwa sebagai manusia yang diciptakan dari bumi, harus berusaha menjaga bumi dan seluruh ciptaan Tuhan lainnya. Setelah pelumuran lumpur, seluruh peserta, panitia, dan pembina melakukan foto bersama. Pukul 13.20 WIB, Panitia lalu mengarahkan peserta ke bis sesuai dengan susunan kelompok per bis, mengabsen peserta, dan mengawali perjalanan pulang dengan doa. 

Kaderisasi di Wahana Ekologi Lawang memberi banyak pengalaman berharga bagi peserta, bahkan panitia. Peserta belajar banyak tentang pertobatan ekologis, ketangguhan, semangat pantang menyerah, totalitas, bahkan cinta dan belas kasih yang ditunjukkan lewat kerja sama dengan kelompok bahkan dengan calon anggota DuLink yang lain. 

Penulis: Dikto,  9E/4