News &
Updates

News Image

Share

Aku, Kita dan Sesama: Merajut Pengalaman, Menuai Makna
4 November 2025

Surabaya, Kampus Ursulin— Sanmaris, Selasa (21/10/25) Para murid kelas 8 mengikuti kegiatan live in selama 3 hari 2 malam di Desa Pandanrejo, Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur., Kgiatan live in ini yang bertujuan memberikan pengalaman langsung kepada peserta untuk merasakan kehidupan di desa, menumbuhkan rasa hormat, kepekaan, serta menjadi pribadi yang santun dan berdampak positif dan mampu beradaptasi serta bertoleransi kapan pun dan di mana pun mengambil tema “Kebinekaan Global”. 

Kegiatan live in dimulai dengan perjalanan selama 2 jam dari Surabaya menuju ke lokasi “Apple Sun Learning Center” di Batu,  Malang. Setibanya di lokasi, para murid kelas 8 disambut dengan hangat oleh panitia dari ASLC. Acara dibuka MC Dandy serta sambutan Kepala Sekolah, Bu Martha. Lalu siswa diajak bermain beberapa game oleh panitia agar mencairkan suasana. Setelah beristirahat, kami disuguhi 2 penampilan kesenian desa, yaitu Bantengan dan Tari Betungtung.

Selepas acara sambutan, seluruh peserta live in  dibagi menjadi 8 kelompok untuk keperluan membuat tampilan salah satu kesenian yang dipilih, Bantengan atau Tari Betungtung dan yel-yel untuk setiap kelompok. Seluruh peserta diberi waktu 1 jam untuk berlatih. Setelah latihan selesai,  seluruh peserta menuju ke rumah induk semang masing-masing. Setibanya di rumah tinggal, peserta disambut dengan hangat oleh induk semang masing-masing. Sekitar pukul 19.30 WIB , shuttle bus menjemput peserta menuju Balai Desa Pandanrejo, tempat berkumpul bersama dan untuk menampilkan kesenian yang telah dipilih dan disiapkan setiap kelompok. Acara pertemuan di balai desa diawali oleh pembawa acara yang secara resmi membuka rangkaian acara yang telah disusun. Setiap kelompok bergiliran menampilkan kesenian Bantengan dan Betungtung dan yel-yel sesuai kreativitas masing-masing kelompok. Untuk penampilan ini, panitia memilih dua pemenang penampil terbaik, yaitu kelompok 5 putri dan kelompok 2 putra. Seluruh rangkaian acara berakhir setelah peserta mendapat pengarahan untuk agenda kegiatan hari kedua.

Hari kedua, para murid membantu induk semang melakukan pekerjaan rumah dan mencuci baju mereka masing-masing. Setelah sarapan, mereka lanjut untuk membantu induk semang mereka masing-masing di kebun stroberi atau kebun bunga. Ada juga yang diajak untuk pergi ke sungai dan ke pemandian umum oleh induk semangnya. Siang harinya, para murid diberi tugas untuk membuat maskot (kostum) dan menyiapkan presentasi untuk dipresentasikan pada hari ketiga. Sekitar pukul 6 sore, shuttle bus kembali menjemput peserta ke Markas Kaliwatu untuk upacara kenduri bersama warga dan Kepala Dusun Pandan. Acara kenduri atau kenduren dibuka dengan Tari Ngremo dan dilanjutkan dengan doa pembuka yang dipimpin oleh seorang kyai. Doa-doa mulai dilantunkan dan para murid tampak khidmat mengikuti kenduri walaupun berbeda agama. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Ibu Martha dan diserahkan kepada Pak Nanang, selaku kepala dusun. Bersamaan dengan itu, para murid, guru dan panitia merayakan ulang tahun Clayton dari kelas 8C yang kebetulan berulang tahun pada hari yang sama. Tak terasa, waktu  sudah larut malam dan para murid pun pulang ke rumah induk semang masing-masing.

Tak terasa, Rabu 23 Oktober 2025 menjadi hari terakhir live in. Para murid kelas 8 mulai berpamitan dengan induk semang mereka, suasana haru warnai pagi saat itu. Shuttle bus menjemput para murid untuk menuju kembali ke ASLC. Setibanya di lokasi, beberapa  kelompok mempresentasikan hasil kegiatan live in dan maskot hasil karya mereka. Setelah presentasi selesai, dilanjutkan dengan ungkapan pesan dan kesan kegiatan live in selama 3 hari 2 malam yang disampaikan oleh Kak Dandy, perwakilan panitia ASLC, perwakilan murid kelas 8 sebagai peserta, dan Ibu Mara, perwakilan guru pendamping.  Keseluruhan rangkaian acara penutupan kegiatan live in diakhiri dengan foto bersama. Lalu tepat pukul 14.00 WIB seluruh peserta live in SMP Santa Maria beserta guru pendamping melanjutkan perjalanan kembali menuju ke Surabaya.

Dari kegiatan live in ini, para murid kelas 8 menyadari bahwa kemandirian dan komunikasi sangat penting dalam hidup bermasyarakat. Ada banyak nilai hidup yang diajarkan oleh induk semang kepada para murid selama kegiatan live in. Nilai kemandirian, kebersamaan, kesederhanaan, dan kerja keras merupakan nilai-nilai yang diperoleh selama tinggal bersama dengan induk semang dan warga masyarakat sekitar beserta dengan kearifan lokal yang dimilikinya. Selain itu, kehangatan dan keramahan warga Desa Pandanrejo membuat para murid mendapatkan kenyamanan, ketenangan, persaudaraan dan kekeluargaan yang menjadikan pengalaman yang tidak akan terlupakan. Dengan demikian diharapkan pengalaman akan nilai-nilai tersebut dapat dijadikan kebiasaan positif yang diterapkan dalam  kehidupan sehari-hari sehingga mampu membawa dampak positif pula bagi sesama yang dijumpai di mana pun dan kapan pun.

(Penulis: Jeanice dan Bela, kelas 8C)