News &
Updates

News Image

Share

AKSI NATAL | "Celengan Belas dan Kasih"
17 Desember 2021

        Hari ini saya senang karena mendapat pengalaman baru. Setelah kurang lebih 3 bulan kami menabung dengan celengan yang kami buat sendiri, hari ini kami membuka celengan tersebut. Celengan tersebut diberi nama celengan Belas dan Kasih. Saya cukup senang karena hasil yang saya dapatkan adalah Rp. 211.000. Saya berencana membelanjakannya untuk orang yang saya temui yang dalam kesusahan. Saya membelanjakannya ke Alfamart dan berhasil mendapatkan 2 paket tas sembako. Saya mengemasnya dengan baik. Saya baru tahu kalau ingin berbagi itu ternyata juga tidak mudah (ribet) dan perlu usaha. Namun, saya menjalankannya dengan sukacita. Mulai dari menabung, membelanjakannya, mengemas, dll. Saya senang melihat paketan sembako itu dan siap membagikannya kepada yang membutuhkan. Di jalan, saya melihat seorang bapak yang terlihat letih dan sangat membutuhkan. Saya memberikan paket tersebut kepadanya. Dia senang senang sekali bahkan mendoakan saya. Saya juga merasa bahagia dan senang sekali melihat bapak itu senang. Hari ini saya bisa belajar memberi dengan kasih. Memberi dengan sukacita. (Refleksi dari Isaac Kristo Pandega, 7E/18)

 

       Tentu kalian tidak asing lagi dengan nilai dasar pendidikan Serviam. Singkatnya, nilai dasar pendidikan Serviam merupakan nilai-nilai yang dijadikan pokok pedoman pendidikan, baik akademik maupun non-akademik. Nilai-nilai dasar ini tentu wajib diketahui dan diterapkan di dalam kehidupan pribadi seluruh anggota sekolah-sekolah Ursulin, termasuk sekolah kami: SMP Santa Maria Surabaya. Oleh karena itu, mendekati hari raya Natal tahun ini (2021), OSIS SMP Santa Maria Surabaya mengadakan Aksi Natal yang bernama “Celengan Cinta dan Belas Kasih.” Berdasarkan dengan nilai Serviam dan juga rasa empati, gerakan ini wajib dilakukan oleh seluruh warga sekolah, termasuk guru-guru serta kepala sekolah. Gerakan ini dimulai dengan menyiapkannya bahan daur ulang untuk membuat celengan yang akan menjadi sarana menampung bentuk cinta kasih mereka. Mengapa menggunakan bahan daur ulang? Karena contohnya daripada botol plastik yang sudah kosong kita buang sia-sia, maka bukankah lebih baik bila kita memanfaatkannya untuk sesuatu yang berguna? Setelah menyiapkan bahan daur ulang tersebut, seluruh warga sekolah memanfaatkannya dengan membuat bahan-bahan tersebut untuk menjadi celengan pribadi sebagus mungkin. Dengan diluaskannya ide desain celengan mereka, maka semakin unik dan semakin menarik juga celengan mereka. Ada celengan yang berbentuk seperti roket, ATM (Automatic Teller Machine), rumah, binatang-binatang lucu, dan bentuk-bentuk unik lainnya. Dimulai dari tanggal 1 September 2021, mereka wajib menyisihkan uang untuk ditabung di celengan mereka masing-masing setiap harinya. Dengan pendampingan dari wali kelas masing-masing, kegiatan menabung ini dilakukan setiap jam perwalian pagi ataupun di waktu senggang. Kegiatan menabung ini terus dilakukan hingga tanggal 15 Desember 2021. Lalu pada tanggal 16 Desember 2021, seluruh siswa-siswi masuk ke dalam zoom sekolah dan membuka celengan mereka bersama-sama. Di hari yang sama juga, mereka menghitung bersama, membelanjakan uang itu, dan memberikan sembako tersebut ke orang yang kita tuju. Sembako itu dapat diberikan kepada orang-orang di sekitar kita yang membutuhkan bantuan. Contohnya adalah pemulung, pengemis, penjual kaki lima, dan sebagainya. Siang harinya, mereka bersama-sama mengisi form refleksi yang telah diberikan dan mengumpulkan semua dokumentasi dari tahap-tahap dalam gerakan ini. Bukan Santa Maria namanya bila memberikan kegiatan tanpa suatu tujuan yang jelas dan bermanfaat. Gerakan “Celengan Cinta dan Belas Kasih” ini mampu menumbuhkan rasa empati dan kepedulian kita kepada orang lain. Selain itu, nilai yang bisa kita ambil dari gerakan ini adalah kita harus membantu orang lain yang membutuhkan bantuan dengan ikhlas dan rendah hati. Saya pribadi merasa senang dalam melakukan gerakan ini, karena saya bisa bermanfaat dengan memberikan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan. Saya juga senang karena bisa menerapkan nilai cinta dan belas kasih kepada orang lain di kehidupan saya.(Refleksi dari Andrew Julian Hartono, VIIIB/01)

 

       Pada 14 Desember 2021 yang lalu, SMP Santa Maria Surabaya mengadakan Bakti Sosial. Bakti sosial ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari kegiatan “Celengan Cinta dan Belas Kasih” yang telah dilakukan sejak bulan September. Uang yang telah dikumpulkan melalui celengan cinta dan belas kasih digunakan untuk membeli barang-barang yang akan diberikan melalui kegiatan bakti sosial. Saat mulai menabung di celengan, kami juga sudah diminta untuk menentukan target bakti sosial nantinya. Selama melakukan kegiatan ini, perasaan saya campur aduk. Proses menabung merupakan puncak kecampuradukan perasaan saya. Awalnya, berpikir harus menabung selama 3 bulan saya merasa “ogah-ogahan”. Saya yang tidak terbiasa menabung merasa bahwa 3 bulan merupakan waktu yang sangat panjang untuk tidak mengambil uang dari celengan tersebut. Namun setelah dipikirkan kembali manfaat dari menabung, saya menjadi mulai menahan diri saya dan berusaha untuk disiplin akan apa yang telah saya tabung. Selama kurang lebih 3 bulan, saya menyisihkan sebagian uang saya untuk dimasukkan ke celengan tersebut. Selama berproses, saya merasa bangga akan diri saya yang bisa berusaha membiasakan diri untuk menabung. Berbagai tantangan juga saya rasakan ketika sedang menabung, salah satunya adalah celengan saya yang rusak. Celengan saya rusak karena basah terkena air AC yang menetes di kamar saya. Kala itu, saya hendak mengecek celengan saya yang saya letakkan tepat di bawah AC berada. Ketika saya angkat, ternyata celengan tersebut sudah basah kuyup dan gambar yang telah saya hiaspun sudah luntur terkena air. Tentu saat mengalami kejadian tersebut saya merasa sedih karena hasil kerja keras saya menghias dan mengisi celengan tersebut rusak dan basah. Akhirnya, sayapun langsung mengeringkan celengan tersebut beserta isinya dan untungnya masih bisa diselamatkan setelah dikeringkan. Ketika membuka celengan, menghitung, dan membelanjakan uang hasil tabungan saya di dalam celengan tersebut, saya merasa sangat bahagia. Tak disangka, hasil dari menabung saya lebih dari cukup untuk membelanjakannya sembako. Semakin bangga lagi saya ketika hasil menabung saya sendiri bisa membantu orang di sekitar saya yang sedang membutuhkan. Dalam kegiatan baksos, orang yang saya pilih untuk diberikan bantuan adalah ART saya sendiri. Awalnya saya bingung siapa yang akan saya bantu dalam kegiatan ini. Namun, setelah saya pikir ternyata orang yang ada di dekat saya juga memerlukan bantuan dari saya. Alasan saya memilih ART saya untuk dibantu adalah karena beliau merupakan perempuan yang bekerja keras demi keluarganya. Di umurnya yang terbilang cukup tua, beliau tetap bisa bekerja dengan semangat membara seperti halnya anak muda. Beliau juga memiliki beberapa cucu yang ratarata umurnya sepantaran dengan saya. Maka dari itu, selain untuk mengapresiasi kerja kerasnya selama ini, saya juga ingin ikut membantu beliau dalam mencukupi kebutuhannya. Tentunya, kegiatan baksos ini mengajarkan berbagai nilai hidup bagi saya. Salah satu nilai hidup yang saya temukan ialah bersedia menolong orang lain yang membutuhkan. Dengan melakukan baksos ini, saya diajak untuk bersedia menolong orang yang membutuhkan. Kesediaan untuk menolong sesama ini tentunya perlu dilandasi dengan rasa cinta kasih. Hal ini berarti nilai hidup yang saya temukan ini sesuai dengan nilai serviam yang diajarkan di SMP Santa Maria Surabaya yaitu cinta dan berbelas kasih. (Refleksi dari Agatha Mahligai, 9A/2)