Kampus Ursulin Surabaya – Selasa, Rabu, dan Kamis (10-12/11/24), SMP Santa Maria mengadakan kegiatan kesiswaan setelah para siswa/siswi menyelesaikan penilaian SAS (Sumatif Akhir Semester). Kegiatan mitigasi bencana diikuti oleh setiap jenjang kelas VII, VIII, dan IX dalam hari yang berbeda beda dengan mengundang narasumber oleh petugas BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan bertempat di Pendapa Santa Maria.
Rangkaian kegiatan mitigasi bencana diawali dengan pengantar oleh pembawa acara mengenai pengertian secara garis besar Mitigasi bencana, doa dan perkenalan. Setelah itu, dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Sekolah SMP Santa Maria Surabaya. Selesai sambutan dari kepala sekolah, dilanjutkan dengan acara utama yaitu pemaparan dari petugas BPBD tentang materi mitigasi bencana. Dalam penjelasan itu disampaikan bahwa mitigasi bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Selain itu, dijelaskan pula mengenai potensi bencana alam yang ada di Surabaya seperti gempa bumi, banjir/rob dan cuaca ekstrem. Selain potensi bencana alam kami juga dijelaskan apa saja potensi bencana nonalam di kota Surabaya antara lain kebakaran, kecelakaan, pandemi dan konflik sosial.
Setelah pemaparan mitigasi bencana selesai, para siswa/siswi diajak untuk menonton video tentang beberapa peristiwa bencana alam dan bencana non alam seperti kebakaran dan gempa bumi, serta bagaimana orang Jepang sebagai negara yang maju dalam menghadapi gempa dan bagaimana mendapatkan notifikasi gempa kurang lebih 20 detik sebelum peristiwa itu terjadi. Selain itu, disampaikan pula bahwa bangunan rumah di negara Jepang dan Indonesia cukup berbeda karena bangunan rumah negara jepang sudah dirancang untuk memiliki struktur yang kuat berbanding terbalik dengan Indonesia yang menyebabkan banyak kerusakan bangunan saat terjadi gempa.
Selepas menonton video, para siswa/siswi diberikan materi mengenai apa yang harus dilakukan jika terjadi bencana alam, seperti tidak boleh panik, berlindung di tempat yang aman seperti bawah kursi atau meja. Para siswa/siswi juga diajarkan untuk menaruh tangan kanan di atas kepala dan tangan kiri dibelakang kepala/bagian leher untuk melindungi kepala saat terjadi gempa bumi, cara menuju ke jalur evakuasi, cara berkumpul di titik kumpul, dan peringatan jika terjadi bencana jangan pernah keluar menggunakan eskalator atau lift melainkan menggunakan emergency exit.
Selain itu, diingatkan pula bahwa mulai dari sekarang bahwa sudah harus menyiapkan tas siaga bencana, tas siaga bencana ini biasa berisi makanan ringan, air minum, surat surat penting, masker, uang, p3k/obat, peluit, radio/ponsel, senter dan baterai, pakaian 2-3 hari, dan peralatan mandi. Setelah pemaparan materi selesai, dilakukan simulasi jika terjadi bencana gempa bumi, dengan cara siswa/siswi dimasukan ke dalam kelasnya masing masing lalu para petugas BPBD akan mengelilingi kelas kelas untuk membunyikan sirine lalu para siswa/siswi dan guru akan langsung berlindung di bawah meja dan kursi, lalu setelah sirine nya berhenti semua siswa/siswi dan guru akan berjalan cepat menuju titik kumpul sambil melindungi kepala seperti yang sudah diajarkan. Selain diberikan materi dan praktik kegiatan ini juga diselingi oleh beberapa ice breaking yang seru.
Nilai-nilai yang dapat diperoleh dari kegiatan mitigasi bencana ini ialah nilai totalitas, keberanian, dan ketangguhan sebagai pemaknaannya sehingga seluruh pengetahuan dan wawasan baru yang didapatkan para siswa/siswi sungguh menjadi bekal dan berguna saat menghadapi situasi alam yang mungkin ada kalanya tidak bersahabat dengan kita.
Penulis: Nadine, 9B/22