Surabaya Kampus Ursulin - Sanmaris. Kamis-Sabtu (05-07/Juni/2025) Tiga hari yang penuh inspirasi, persaudaraan yang kuat, dan semangat perubahan yang mewarnai pada kegiatan Jambore SIAPP 3, di Gunung Putri, Bogor; dengan tema “Hancurkan Limitasi, Wujudkan Aksi’. Program SIAPP (Siswa Inspiratif Anak Pembaharu Pancasila) merupakan program yang diinisiasi oleh Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), kegiatan ini berfokus pada pembentukan siswa yang memiliki semangat inovasi, kreativitas, dan kepedulian terhadap Pancasila, bertujuan untuk mendorong peran aktif siswa dalam pembangunan bangsa dan gereja, serta meningkatkan kualitas pendidikan.
Para peserta yang berasal dari berbagai sekolah Katolik di Indonesia berkumpul dalam perjalanan istimewa yang bukan hanya meninggalkan jejak langkah, tetapi juga menyulut tekad untuk membawa perubahan nyata bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar.Mereka adalah para pemenang lomba Pembaharu SIAPP KWI III tingkat nasional. Para peserta di sini datang dari berbagai penjuru Indonesia; Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Nusa Tenggara Timur dan masing-masing sekolah mempunyai program luar biasa yang memberi dampak bagi lingkungan maupun masyarakat. Selain sebagai pembentukan siswa, kegiatan ini sebagai juga wadah untuk mempererat kebersamaan, memperkuat semangat untuk melakukan perubahan serta merancang aksi nyata bersama yang berdampak positif bagi masyarakat maupun bagi lingkungan sekitar.
Perjalanan dimulai dari SMP-SMA Kanisius Kolese sebagai titik kumpul peserta, disana semangat petualangan mulai muncul. Kami mulai berkenalan dan melakukan persiapan menuju Gunung Putri, Bogor sebagai tempat kegiatan. Kemudian berangkat menggunakan bus pariwisata, yang membawakan kami dengan penuh sukacita. Setibanya di Gunung Putri, suasana semakin syahdu saat seluruh peserta mengikuti Misa pembukaan yang menjadi landasan kegiatan selama tiga hari kedepan.
Kehangatan antar peserta mulai tumbuh dalam sesi bonding atau perkenalan. Tidak hanya nama dan asal sekolah, namun juga memperkenalkan budaya mereka masing-masing melalui makanan tradisional yang dibawa. Di sana tawa dan cerita mengalir, sehingga membangun rasa kebersamaan dan persaudaraan satu sama lain.
Pada malam harinya, kami melakukan sesi Focus Group Discussion (FGD) yang terdiri dari lima kelompok. Dalam kelompok tersebut, kami saling berbagi pengalaman; mulai dari keprihatinan, proyek yang mereka buat, komitmen serta aksi nyata yang dilakukan dalam masyarakat. Kemudian kami membuat sebuah komitmen untuk melakukan sebuah perubahan bersama, sehingga lahirlah ide besar dalam hati anak muda yang peduli.
Pada hari kedua, kegiatan dimulai dengan senam pagi dengan penuh semangat yang diikuti oleh siswa dan guru dalam kegiatan jambore ini. Agenda dilanjut oleh kegiatan Exhibition dimana setiap sekolah mempresentasikan proyek dan aksi nyata yang telah mereka kembangkan selama kegiatan SIAPP 3 ini. Di sana saya sangat kagum dengan proyek mereka, mulai dari keprihatinan hingga solusi kreatif yang diberikan untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat maupun lingkungan sekitar. Semua peserta dalam jambore ini berhasil menunjukkan semangat inovasi pada generasi muda.
Sesi yang paling inspiratif datang dari seminar bersama ASHOKA Young Changemakers 2025, yang menghadirkan Kak Michelle dan Kak Kanaya. Kak Michelle, selaku narasumber mendirikan Book Buddies, sebuah komunitas untuk meningkatkan literasi pada kalangan orang muda yang bergerak secara daring, dengan cara mempromosikan membaca lewat media sosial. Kemudian Kak Kanaya yang mendirikan Edukasi Berjalan. Program ini mengumpulkan orang muda di daerahnya untuk berbagi inspirasi, pengetahuan, dan memotivasi agar orang muda terus belajar.
Dalam sesi ini, keduanya membagikan kisah bagaimana anak muda menjadi agen perubahan, dengan mengajak kami untuk berani bermimpi dan bertindak.
Memasuki pertengahan acara, kegiatan outbond merupakan kegiatan terseru. Di mana dalam segi permainan, tantangan yang diberikan, hingga kerjasama tim yang dapat mempererat tali persaudaraan. Momen ini semakin berkesan dengan kedatangan Bapak Uskup MGR. Ehwaldus Martinus Sedu, beliau menjabat sebagai Ketua Komisi Pendidikan KWI yang memberikan sapaan hangat dan dukungan bagi seluruh peserta sebagai Duta Pembaharu. Kemudian acara ini ditutup dengan inagurasi (Awarding) bagi seluruh peserta untuk menjadi Duta Pembaharu dan ibadat malam. Pada momen inilah, sekolah kita tercinta, SMP Santa Maria, yang berhasil mengirimkan satu tim untuk menjadi juara lomba diangkat menjadi Sekolah Pembaharu.
Di hari terakhir, para peserta mengikuti ibadat penutup selama kegiatan 3 hari ini. Dengan hati yang penuh syukur dan semangat yang menyala, kami bersiap untuk pulang. Kegiatan ini bukan sekedar kenangan, melainkan sebuah misi untuk meneruskan semangat perubahan dalam lingkungan sekitar maupun masyarakat.
Jambore SIAPP III ini bukan hanya sekedar kegiatan biasa, namun adalah ruang perjumpaan anak-anak muda yang memiliki semangat perubahan, tempat bertumbuhnya rasa peduli, dan awal dari gerakan kecil yang bisa berdampak besar bagi sekitarnya. Terus Bergerak!
(Penulis : Ancilla Candace Christanto-9D/02)